Berbagai peristiwa penting mewarnai lanskap politik dan ekonomi internasional menjelang akhir Oktober 2025. Dari forum ekonomi kawasan di Asia Timur hingga krisis kemanusiaan di Afrika, dunia menghadapi dinamika yang menunjukkan semakin kompleksnya hubungan antar negara dan tantangan global.
Di Amerika Serikat, Senat kembali menolak kebijakan tarif global Presiden Donald Trump untuk ketiga kalinya dalam upaya menentang kebijakan perdagangannya. Dalam pemungutan suara 51-47, empat senator Republik memiliki suara yang sama dengan Demokrat untuk mengakhiri keadaan darurat nasional yang digunakan Trump untuk memberlakukan tarif timbal balik antara 10 sampai 50 persen pada hampir semua negara. Namun, keputusan tersebut masing dibayangi oleh hak veto presiden yang hanya dapat dibatalkan dengan dukungan dua pertiga mayoritas di Kongres.
Sementara itu, Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (KTT APEC) 2025 digelar di Gyeongju, Korea Selatan, pada 27 Oktober-1 November 2025. Dengan tema “Building a Sustainable Tomorrow: Connect, Innovate, Prosper,” forum tersebut menyoroti isu-isu utama seperti pembangunan berkelanjutan, inovasi digital, dan penguatan konektivitas kawasan. KTT menghasilkan Deklarasi Gyeongju, yang menegaskan komitmen negara anggota untuk memastikan manfaat perdagangan dan investasi yang lebih merata di tengah tantangan ekonomi global. Presiden Indonesia Prabowo turut hadir dan menyampaikan pidato dalam APEC Economic Leaders’ Meeting, menekankan kolaborasi kawasan dalam menghadapi transisi digital, penguatan UMKM, serta ketahanan pangan dan demografi.
Masih dalam rangkaian KTT APEC, Presiden Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping menandatangani kesepakatan di Busan pada 30 Oktober 2025. Kesepakatan tersebut bertujuan untuk menghentikan eskalasi perang dagang, menurunkan tensi dalam persaingan kedua negara dan menjadi pertemuan langsung perdana sejak 2019. Perjanjian yang berlaku selama satu tahun ini diharapkan dapat meredakan ketidakpastian ekonomi global akibat rivalitas ekonomi AS-Tiongkok.
Sementara itu, krisis kemanusiaan semakin memburuk di Afrika. Perang saudara di Sudan kembali bereskalasi, dengan ribuan orang tewas dalam pembantaian massal oleh pasukan paramiliter Rapid Support Forces (RSF) di ktra El Fasher pada 29 Oktober. RSF yang telah menguasai hampir seluruh wilayah Darfur memperkuat kendali militernya, memicu kekhawatiran akan terjadinya genosida terhadap kelompok non-Arab. PBB melaporkan bahwa lebih dari 250 ribu warga sipil terperangkap tanpa akses logistik dan 80 persen fasilitas kesehatan tidak lagi berfungsi, menjadikannya salah satu krisis kemanusiaan terbesar di dunia saat ini.
Di Eropa, Belanda melantik Rob Jetten sebagai Perdana Menteri Belanda termuda dalam sejarah negara tersebut, menggantikan Dick Schoof. Partai tengah Demokrat 66 (D66) memperoleh 90 persen suara di parlemen, mengalahkan Partai Kemenangan (PVV) pimpinan politisi sayap kanan Geert Wilders yang dikenal dengan pandangan anti-imigran dan anti-Islam.
Sementara di Amerika Latin, Brasil mengalami operasi pemberantasan narkoba paling berdarah dalam sejarahnya. Pada 28 Oktober 2025, Kepolisian Rio de Janeiro mengerahkan 2.500 personel untuk melakukan operasi besar-besaran terhadap geng Comando Vermelho (Komando Merah) di Kompleks Penha dan Alemao. Sedikitnya 132 orang tewas, termasuk empat politik, sementara 81 orang ditangkap, 42 senapan disita, dan sejumlah besar narkoba disita menjadi barang bukti. Operasi ini menuai kecaman luas dan dianggap sebagai bentuk extrajudicial killing oleh aparat.
Di kawasan Karibia, Badai Melissa berkekuatan kategori 5 menerjang Jamaika dan sejumlah wilayah pada 28 Oktober, menjadi badai terkuat yang pernah melanda wilayah tersebut dengan kecepatan angin mencapai 295 kilometer per jam. Sedikitnya tujuh orang dilaporkan tewas, sementara ribuan warga dievakuasi akibat kerusakan infrastruktur yang meluas.
Sumber:
“Badai Monster Melissa Terjang Negara Pulau ini, 7 Orang Tewas.” CNBC Indonesia. 29 Oktober 2025. https://www.cnbcindonesia.com/news/20251029004200-4-680111/badai-monster-melissa-terjang-negara-pulau-ini-7-orang-tewas.
“Fakta-fakta Perang di Sudan, Penyebab hingga Ribuan Warga Dibantai.” CNN Indonesia. 2 November 2025. https://www.cnnindonesia.com/internasional/20251102123418-127-1290990/fakta-fakta-perang-di-sudan-penyebab-hingga-ribuan-warga-dibantai.
Desrochers, Daniel. “Senate rejects Trump’s global tariffs, the final vote in a series of rebukes.” Politico. 30 Oktober 2025. https://www.politico.com/live-updates/2025/10/30/congress/senate-rejects-trumps-global-tariffs-00630111.
Febriari, Silvana. “KTT APEC 2025 Diikuti 21 Negara Anggota.” Metro TV News. 31 Oktober 2025. https://www.metrotvnews.com/play/b3JCp1Aj-ktt-apec-2025-diikuti-21-negara-anggota.
Leba, Elsa Emiria. “APEC 2025: Konsensus Tercapai, tetapi Multilateralisme Terabaikan.” Kompas. 1 November 2025. https://www.kompas.id/artikel/apec-2025-konsensus-tercapai-tetapi-multilateralisme-terabaikan.
Leba, Elsa Emiria. “Rob Jetten Jadi PM Belanda Termuda.” Kompas. 1 November 2025. https://www.kompas.id/artikel/rob-jetten-resmi-jadi-pm-belanda-termuda.
Planasari, Sita. “Rio de Janeiro Berdarah: 132 Tewas dalam Operasi Narkoba Brasil.” Tempo. 30 Oktober 2025. https://www.tempo.co/internasional/rio-de-janeiro-berdarah-132-tewas-dalam-operasi-narkoba-brasil-2084851.
Planasari, Sita. “Trump dan Xi Jinping Capai Kesepakatan, Cina Longgarkan Ekspor Logam Tanah Jarang.” Tempo. 30 Oktober 2025. https://www.tempo.co/internasional/trump-dan-xi-jinping-capai-kesepakatan-cina-longgarkan-ekspor-logam-tanah-jarang-2084828.


