Memasuki satu tahun masa pemerintahan, Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menampilkan sejumlah capaian strategis di panggung internasional. Dalam periode ini, Indonesia menunjukkan pendekatan diplomasi yang lebih aktif dan berani dalam menegaskan posisinya sebagai kekuatan menengah yang berperan dalam perdamaian dan stabilitas global.
Langkah signifikan pertama terjadi pada 6 Januari 2025, ketika Indonesia resmi bergabung dengan Brazil, Russia, India, China, South Africa (BRICS), menjadi negara Asia Tenggara pertama yang menjadi anggota blok ekonomi tersebut. Keputusan ini menandai upaya strategis pemerintah untuk memperluas pengaruh ekonomi global sekaligus mendiversifikasi kemitraan strategis di luar lingkaran tradisional Barat.
Tidak lama setelah itu, hubungan dagang dengan Amerika Serikat sempat memanas setelah Washington memberlakukan tarif impor sebesar 32 persen terhadap sejumlah komoditas asal Indonesia. Meresponi hal ini, Presiden Prabowo melakukan negosiasi langsung dengan Presiden Donald Trump melalui sambungan telepon, yang kemudian menghasilkan penurunan tarif menjadi 19 persen. Langkah ini dinilai sebagai bentuk ketegasan diplomasi ekonomi Indonesia dalam menghadapi kebijakan proteksionisme mitra utama, yaitu AS.
Selanjutnya, dalam periode satu tahun pemerintahannya, Presiden Prabowo tercatat melakukan kunjungan kenegaraan dan diplomatik ke 33 negara, mencakup kawasan Asia, Timur Tengah, Eropa, dan Amerika. Presiden Prabowo juga mendapatkan undangan khusus dari Presiden Tiongkok, Xi Jinping, untuk menghadiri acara Perayaan 80 Tahun Kemenangan Perang Perlawanan Rakyat Tiongkok. Tidak hanya itu, Menteri Luar Negeri RI, Sugiono juga melakukan perjalanan diplomatik ke Korea Utara pada 10-11 Oktober 2025 untuk memenuhi undangan dari Menteri Luar Negeri Republik Rakyat Demokratik Korea, Choe Son Hui— kunjungan pertama Menlu Indonesia ke RRDK dalam 12 tahun terakhir. Serangkaian kunjungan tersebut memperlihatkan keberanian indonesia dalam hal menjaga stabilitas kawasan Asia Timur.
Pada 28 Mei 2025, kunjungan resmi Presiden Prancis Emmanuel Macron ke Indonesia semakin menunjukkan hubungan bilateral kedua negara yang semakin erat. Dalam kunjungan tersebut, Macron menganugerahkan Legion of Honour kepada Presiden Prabowo sebagai bentuk penghargaan atas kontribusinya dalam kerja sama pertahanan dan diplomasi global. Sebanyak 21 dokumen kesepakatan ditandatangani, ditunjukkan, dan diumumkan menandai komitmen kuat untuk memperdalam kemitraan strategis lintas sektor.
Kemudian, pada 23 September 2025, Prabowo hadir dan menyampaikan pidato dalam Sidang Majelis Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)— menjadi kehadiran langsung perdana Presiden Indonesia dalam forum tersebut setelah satu dekade. Dalam pidatonya, ia menekankan pentingnya persaudaraan universal di tengah perbedaan bangsa dan agama, serta menyerukan solidaritas global untuk perdamaian dan keadilan.
Momentum diplomatik penting lainnya terjadi pada 13 Oktober 2025, ketika Presiden Prabowo menghadiri KTT Perdamaian Gaza di Sharm El-Sheikh, Mesir. Dalam forum yang turut dihadiri sejumlah pemimpin dunia tersebut, Indonesia mendukung penandatanganan deklarasi gencatan senjata antara Israel dan Hamas serta menegaskan komitmen terhadap solusi dua negara dan rekonstruksi Gaza.
Sumber:
“INDONESIA BERGABUNG DENGAN BRICS, APA MANFAAT SERTA KERUGIANNYA, DAN BAGAIMANA STRATEGI PELAKSANAANNYA ?,” Kementerian Pertahanan Republik Indonesia. 4 Februari 2025. https://www.kemhan.go.id/balitbang/2025/02/04/indonesia-bergabung-dengan-brics-apa-manfaat-serta-kerugiannya-dan-bagaimana-strategi-pelaksanaannya.html.
“Kunjungan Kenegaraan Presiden Macron Hasilkan 21 Kesepakatan Strategis Indonesia-Prancis.” Presiden RI. 28 Mei 2025. https://www.presidenri.go.id/siaran-pers/kunjungan-kenegaraan-presiden-macron-hasilkan-21-kesepakatan-strategis-indonesia-prancis/.
“Kunjungan Menlu Korea Utara.” Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia. 28 Oktober 2025. https://setneg.go.id/baca/index/kunjungan_menlu_korea_utara.
“Pidato Perdana Presiden Prabowo di PBB, Indonesia Mendapat Urutan Ketiga.” Presiden RI. 24 September 2025. https://www.presidenri.go.id/siaran-pers/pidato-perdana-presiden-prabowo-di-pbb-indonesia-mendapat-urutan-ketiga/.
“Prabowo Cuma 8 Jam di China Ketemu Xi Jinping, Langsung Balik ke RI.” CNBC Indonesia. 3 September 2025. https://www.cnbcindonesia.com/news/20250903182957-4-664053/prabowo-cuma-8-jam-di-china-ketemu-xi-jinping-langsung-balik-ke-ri.
Anggrainy, Frida Cynthia. “Prabowo Hadiri Parade Militer China, Disambut Xi Jinping.” detikNews. 3 September 2025. https://news.detik.com/berita/d-8093572/prabowo-hadiri-parade-militer-china-disambut-xi-jinping.
Aprilia, Zefanya. “Kunjungi Pyongyang, Sugiono Bahas Soal Ini dengan Menlu Korut.” CNBC. 11 Oktober 2025. https://www.cnbcindonesia.com/news/20251011183531-4-674989/kunjungi-pyongyang-sugiono-bahas-soal-ini-dengan-menlu-korut.
Humas. “Indonesia–AS Sepakati Penurunan Tarif, Presiden Prabowo: Kita Lindungi Pekerja dan Kepentingan Rakyat.” Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. 16 Juli 2025. https://setkab.go.id/indonesia-as-sepakati-penurunan-tarif-presiden-prabowo-kita-lindungi-pekerja-dan-kepentingan-rakyat/.
Indraini, Anisa. “Menkeu Purbaya Setujui Anggaran Beli Jet Tempur China J-10 Rp 148 T.” detikjateng. 17 Oktober 2025. https://www.detik.com/jateng/bisnis/d-8164951/menkeu-purbaya-setujui-anggaran-beli-jet-tempur-china-j-10-rp-148-t.
King, Gemma. “Six Months of Prabowo: Indonesia’s Diplomatic Charm Offensive.” CSIS. 5 Mei 2025. https://www.csis.org/blogs/new-perspectives-asia/six-months-prabowo-indonesias-diplomatic-charm-offensive.
Safitri, Eva. “Prabowo Terima Penghargaan Grand Croix de la Legion d’Honneur dari Macron.” detikNews. 29 Mei 2025. https://news.detik.com/berita/d-7938765/prabowo-terima-penghargaan-grand-croix-de-la-legion-dhonneur-dari-macron.
Setuningsih, Novianti. “Kehadiran Prabowo di KTT Perdamaian Gaza Bukti Indonesia Tak Sekedar Jadi Penonton.” Kompas.com. 15 Oktober 2025. https://nasional.kompas.com/read/2025/10/15/08443061/kehadiran-prabowo-di-ktt-perdamaian-gaza-bukti-indonesia-tak-sekedar-jadi.