Kamis, 20 Maret 2025 di Aula Pikiran Rakyat, Jalan Asia Afrika, Kota Bandung diselenggarakan diskusi dalam rangka menuju 70 tahun Konferensi Asia Afrika dengan judul “Spirit Dasa Sila Bandung dalam Geopolitik internasional Saat Ini.” Diskusi tersebut menghadirkan tiga pembicara, Dirjen Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri RI Duta Besar Siti Nugraha Mauludiah, Dosen HI UNPAR Dr. phil. Aknolt Kristian Pakpahan, dan Dosen UNPAS Dr. Nurhasan, SH.H.Hum dan diikuti oleh mahasiswa dari berbagai universitas di Bandung.
Menurut Aknolt, momentum 70 tahun KAA dengan semangat Dasasila Bandung harus dimanfaatkan oleh Indonesia untuk mencapai kepentingan nasionalnya yang berlandaskan pada prinsip bebas dan aktif. “Bebas” dalam arti dapat melakukan berbagai kerja sama ekonomi internasional untuk mencapai kepentingan nasionalnya terkait Visi Indonesia Emas 2045.
Lebih lanjut, Aknolt menuturkan bahwa Indonesia memiliki modalitas dalam menjaga semangat Dasasila Bandung. Pertama, Indonesia adalah salah satu negara yang menjadi inisiator sekaligus menjadi tuan rumah KAA 1955. Kedua, Indonesia dikategorikan sebagai middle-power country yang disandari dengan keanggotaannya di G20, BRICS Plus, negara aksesi OECD, sekaligus memiliki pengaruh yang kuat di Asia Tenggara.
“Keaktifan Indonesia dalam implementasi semangat Dasasila Bandung tidak saja untuk kepentingan nasional Indonesia, tetapi juga kemudian mendorong pemerataan pembangunan terutama di negara-negara Selatan,” ungkap Aknolt.
